Selasa, 16 Juni 2009

Topik Terhangat ke 2 sampai 17 juni 2009

Menampilkan semua 28 kiriman oleh 11 orang.
Kiriman 1
Anda menulispada 01 Juni 2009 jam 16:59
Pajak adalah warisan penjajah dan kerajaan. Indonesia bukan kerajaan dan bukan Negara penjajah atau negara jajahan. Kenapa pajak masih dipungut dari rakyat Indonesia?
Kiriman 2
Shano Yamai menulispada 02 Juni 2009 jam 0:30
@ Pak Dodi : pajak memang pungutan tapi pungutan yang dilegalkan, dari pajak itu pembangunan kembali bergerak, namun pengelolahan dan penggunaan pajak harus efisiensi, dan semoga pajak ini juga bermanfaat bagi kehidupan bukan dikorupsi dan dimonopoli perut2 gendut yang berdasi.
Kiriman 3
Anda menulispada 02 Juni 2009 jam 1:05
Aturan itu yang saya permasalahkan, karena aturan itu memaksa rakyat yang mampu dan tidak mampu. Saya lebih memilih untuk membangun negara ini dari zakat orang yang wajib zakat (orang kaya), sehingga orang miskin akan terangkat derajatnya.
Kiriman 4
Udin Haz (Indonesia) menulispada 04 Juni 2009 jam 9:21
Pajak dan zakat seharusnya hanya perbedaan istilah semata, namun pelaksanaannya seharusnya sama.....

Harus ada kriteria siapa saja yang wajib membayar pajak dan juga harus ada kriteria siapa saja yang tidak wajib membayar pajak.....

Karena tentu amat tidak bijak bila orang yang hidupnya masih kurang mampu namun tetap diwajibkan membayar pajak......

Kiriman 5
Anda menulispada 04 Juni 2009 jam 23:50
jika istilah itu di samakan tidak benar. kedua istilah tersebut berbeda. Nampak sama karena dilakukan oleh negara untuk mendapatkan masukan dari rakyatnya. Perbedaannya adalah zakat hanya diambil dari orang yang wajib zakat dan diterapkan menurut hukum agama, sedangkan pajak dipungut dari semua rakyat dan tidak diatur dengan agama. Negara Ri sudah memiliki sila Ketuhana Yang Maha Esa, apa perlu dimusyawarahkan lagi?
Kiriman 6
Muthofar Hadi Hadi (Indonesia) menulispada 05 Juni 2009 jam 2:53
Indonesia dibangun berdasarkan Khilafah/Kekhalifahan.
Kiriman 7
Udin Haz (Indonesia) menulispada 05 Juni 2009 jam 14:44
@Dodi
Persamaan antara pajak dan zakat menurut saya adalah mengambil sebagian harta dari seseorang....

Namun perbedaannya, zakat langsung diberikan secara langsung kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi. Sedangkan pajak digunakan sebagai "modal" pembangunan yang kemudian hasilnya dapat dinikmati oleh semua pihak....

Satu hal yang perlu dijadikan masukan adalah perlunya penghapusan pajak bagi mereka yang tidak mampu, dan pajak progresif bagi mereka yang kekayaanya memang berlebih.....

Dengan adanya pajak+zakat, seharusnya Indonesia dapat lebih maju dan berkembang secara ekonomi karena memiliki dua buah "sumber" pemerataan ekonomi sekaligus.....
Kiriman 8
Anda menulispada 05 Juni 2009 jam 15:58
Agama Islam sudah 1400 tahun lebih dan pelaksanaan zakat bisa dibaca dalam buku sejarah khulafaurrasyidin, sirah rasul mhammad saw, dll.

Zakat selain digunakan untuk memberi kepada yang tidak mampu/fakir miskin juga digunakan untuk membayar upah khalifah dan pembantu-pembantunya, juga untuk pendidikan, juga untuk dakwah, sarana prasarana, dll.

Perbedaannya pajak itu tidak adil pengambilannya dan zakat adil. Sehingga istilahnya harus diganti yaitu zakat.
Kiriman 9
Aku Fami (Indonesia) menulispada 05 Juni 2009 jam 16:17
klo menurut saya,,,,,,

pajak atau pun zakat sama2 pungutan ( dlm bhs kasarnya ),,namun jika Indonesia ingin menjadikan zakat sbg pajak-nya....maka Indonesia harus menjadi suatu ke-khilafahan dahulu,,,agar zakat terlaksana secara maksimal maupun optimal......

akan tetapi melihat Indonesia saat ini adalah negara plural,, dan menempatkan pajak sbg pungutan legal yg diperuntukkan negara dan juga memiliki zakat karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim,,,

untuk saat ini saya lbih memilih pajak dengan teknis yang disarankan oleh bung Udin......sampai terbentuknya khilafah di tanah Indonesia........

trima kasih
Kiriman 10
Alexsander Hans Indragu (Indonesia) menulispada 05 Juni 2009 jam 17:38
pajak tetep harus diadakan menurut saya
mustahil lah kalo buat kondisi negara berkembang kaya Indonesia banyak utang tampa pajak....omsetnya dari mana dong??
penghasilan negeripun pas pasan

Pajak sih bener
kalaupun ada kemungkinan kurang di pembangunan
itumah salah orang yang ngurusin pajak
Kiriman 11
Satria Nusantara (Indonesia) menulispada 05 Juni 2009 jam 20:44
Sebenarnya Indonesia tidak perlu menjadi negara Islam agar nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bukankah negara ini mayoritas beragama Islam? Demikian pula para elit politik maupun kalangan pejabat dalam pemerintahan. Mengapa mereka tidak mengambil nilai-nilai Islam dalam membuat suatu kebijakan atau perundangan?

Malah banyak sekali perilaku mereka yang jauh bertentangan dengan nilai-nilai Islami.

Mengenai zakat dan pajak, kedua istilah tersebut saya kira tidak perlu dipertentangkan atau diperdebatkan karena memiliki konteks masing-masing.

Pajak adalah pungutan berdasarkan aturan pemerintah, sedangkan zakat berdasarkan pada aturan agama (Islam). Keduanya memiliki syarat dan ketentuan tersendiri..... Ingat Indonesia bukan negara Islam! (Tapi untuk menjalankan nilai-nilai Islam tidak perlu menunggu Islam sebagai dasar negara)


Kiriman 12
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 06 Juni 2009 jam 10:33
Mas dodi saya hargai paham anda sangat Islamis sekali (untuk tidak menyebut fundamentalis)...sekali lagi Indonesia bukan negara islam..tp saya sebagai muslim tetap hargai ide-ide anda..

soal pajak.dalam NKRI bagi saya ga ada perdebatan...tinggal distribusinya saja bagi rakyat..jangan dijadikan korupsi berjamaah dan dana kampanye..Kan PAJAK itu mencerminkan partisipasi kita dalam pembangunan..karena ada pajak pulalah kita bernai menuntut hak (selain hak hakiki sebagai warga )...pajak itu perngabdian kolektif bangsa untuk membangun bansga dari rakyat ..oleh rakyat untuk rakyat...
karena Kita bukan Negara Islam maka saya pikir perdbatannya sudah selesai..Wacana INI MURNI UNTUK MENGGIRING KE ARAH PAHAM TERTENTU YANG BAGI SAYA TIDAK COCOK DITERAPKAN DI NEGARA KITA..

VIVA PLURALISME dan MULTIKULTURALISME..........
Kiriman 13
Muthofar Hadi Hadi (Indonesia) menulispada 06 Juni 2009 jam 15:43
Saya setuju, diskusi ini bisa diakhiri, dan pelaksanaannya seperti visi misi "ide untuk Indonesia' kembali kepada diri masing-masing.

Selamat berkarya.
Kiriman 14
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 09 Juni 2009 jam 8:16
VIVA PLURALISME DAN MULTIKULTUR
Kiriman 15
Muhammad Iqbal menulispada 09 Juni 2009 jam 12:37
kalo ngeliat di atas2 sih, ini grup "wacana untuk Indonesia", bukan "ide untuk Indonesia", wacana tinggal wacana, seperti sebelum2nya...
idenya blm keluar, gimana cara distribusiin pajak yg efektif, gimana cara ngontrol org yg distribusiin pajak, dsb...

buat sy, yg penting kita bayar pajak (jangan2 yg ngemeng di atas2 ini blm rutin bayar pajak..=p) dan komentar yg real apa yg seharusnya dilakukan dari pajak itu (bukan wacana yg sulit ditransfer ke program), serta mengawasi pendistribusiannya, ada main injak kaki atau nggak...
Kiriman 16
Anda menulispada 09 Juni 2009 jam 14:27
sayang Rasul Muhammad saw sudah meninggal jika masih hidup dia pasti memimpin perang melawan para pemungut pajak.
Kiriman 17
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 09 Juni 2009 jam 15:37
hahahhaa....mas iqbal juga taunya sama seperti yg di kritiknya..hanya bisa meninggalkan kritik..mana dong idenya ? hahahaha....

saya mau tanya apa beda wacana dan ide mas iqbal ? kenpaa seolah2 anda menempatkan WACANA itu lebih rendah dibanding IDE ???
Kiriman 18
Muhammad Iqbal menulispada 09 Juni 2009 jam 17:59
mas bukan, kalau mau diskusi ttg itu, alangkah baiknya kalau tdk di forum besar ini, krg relefan dgn topik, japri saja ke YM: iqbal_uhuiiyy
Kiriman 19
1 balasan
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 09 Juni 2009 jam 19:16
hahahahah...kalau kurang relevan dengan topik karena tulisan IDE dan WACANA..lantas kenpaa anda juga menuis itu di FORUM ini..hahaha..wong kl mau bicara relevan tidak kita harus konsisten...KITA LAGI DISKUSI TENTANG PAJAK..kok tiba2 mas INTERUPSI dan malah ngerusak diskusi...

saya paham anda mau beri saran..tp sebagai anggota group yang baik dan cerdas juga kongkret...KAN SARAN DAN KRITIK ada ruangnya juga mas di forum ini..coba periksa lagi...jd mari kita diskusi dulu..ga usah merasa diri paling kongkret..namanya juga sedang belajar berdemokrasi..belajar berpendapat...mungkin mas sudah banyak makan asam garam..tapi KAMI_KAMI SEMUA YG ADA DI SINI kan ga SEHEBAT mas...maaf loh mas..salam
Kiriman 20
Deddy Herdiansyah menulispada 09 Juni 2009 jam 20:24
antara pajak N zakat saya se7 dengan mas satria.
antara ide N wacana . .. . .
siapa tau dengan wacana kite dapet ide.
Kiriman 21
Muhammad Iqbal membalas kiriman Bukan pada 09 Juni 2009 jam 20:56
YM mu apa?
Kiriman 22
Anda menulispada 09 Juni 2009 jam 22:43
gak usah mojok deh? kita selesaikan disini aja, kan besar forumnya, kalau kurang besar buat tema baru aj!

4Satria : Negara Islam definisinya juga tidak jelas, yang penting adalah negara yang hukumnya berdasarkan hukum agama walaupun tidak disebut negara islam.

Sorry to say : Piagam Jakarta untuk sila 1 dengan melaksanakan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya tidak pernah terealisasikan dengan Pancasila sampai sekarang.

Contoh :
1. Hukum Agama di pertentangkan dalam diskusi padahal agama sudah menjadi ibadah
2. Memberikan fonis atas hukum yang seharusnya menjadi ibadah sebagai tidak memihak HAM

itu aja dulu.
Kiriman 23
Dhenok Pratiwi menulispada 10 Juni 2009 jam 14:42
ahahaha..kalau Nabi Muhammad SAW masih hidup, pasti aku sudah pakai jilbab..

kalau indonesia dijadikan negara islam juga sepertinya tidak banyak menyelesaikan masalah...negara-negara yang sekarang jelas-jelas islam aja masih punya masalah soal moral..kita masih belum selesai soal masyarakatnya.
lebih baik selesaikan dulu masalah multikulturalisme itu. sebab isu tentang itu juga pasti punya tingkat konflik yang tinggi.
Kiriman 24
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 10 Juni 2009 jam 17:14
wah..mas iqbal jangan ter-agitasi dan terpropganda ma wacana saya..heheh..saya pasti kalah soal diskusi dengan mas iqbal..begitu juga semua teman2 yg berkomentar di toik ini..kan mas bilang GA KONGKRIT dan CUMA WACANA ????,,,,aku ga punya YM BUNG !
Kiriman 25
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 10 Juni 2009 jam 17:20
aku sepakat ma mas dodi..ga usah mojok..wong Forum nya juga massih besar... saya yakin mas iqbal gentlement menanggapi usulan mas DODI...(ga usah mojok)...

slam mas iqbal
Kiriman 26
Udin Haz (Indonesia) menulispada 10 Juni 2009 jam 23:25
Dari setiap wacana yang ada diharapkan muncul ide......

Pembahasan mengenai topik diskusi sebaiknya tetap dilakukan melalui forum ini sehingga hasilnya dapat menjadi pengetahuan bersama dan lebih memudahkan bagi semua anggota untuk memberikan tanggapan.......

Mari kita saling belajar........
Kiriman 27
Bukan Siapa-Siapa (Universitas Indonesia) menulispada 13 Juni 2009 jam 20:01
Setubuh......maaf ...setuju
Kiriman 28
Muthofar Hadi Hadi (Indonesia) menulis16 jam yang lalu
ada yang bersedia membuat blog untuk diisi "ide untuk Indonesia" sepertinya temanya bisa di posting satu-satu biar bisa to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar